SELAMAT DATANG DI 7 MATERI BUKAN 7 KEAJAIBAN DUNIA STIA LK DUMAI

Kamis, 24 Februari 2011

Sistem Sosial Budaya

SISTEM SOSIAL BUDAYA.

A. Pengertian Sistem Sosial Budaya
System membawa pengertian cara atau susunan, menurut daripada Koentjaran ningrat, system adalah rangkaiam hal, kejadian , peristiwa atau gejala atas unsure – unsure yang berkaitan satu dengan yang lainya sehingga satu kesatuan organis, selanjutnya menurut selo sumarjan, system merupakan hubungan timbal balik pelbagai segi kehidupan bersama misalnya segi hukum dengan agama, segi ekonomi dengan politik dan lain sebagainya. Manakala menurut Ham Iseno, sejumlah komponen (unsur) yang saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan.
Dari ketiga defenisi tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bvahwa system terdiri dari:
Susunan atau cara
Merupakan rangkaian yang terorganisir
Berkaitan atau berhubungan satu dengan yang lainya
Timbal balik
Memiliki tujuan

Masyarakat adalah sebuah system, yaitu system social budaya . Apabila kita mengartikan masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang saling bergaul dan berinteraksi antara sesamanya berdasarkan norma – norma atau nilai yang berlaku maka system social budaya dapat diartikan sebagai suatu kesatuan dimana terjadi proses penyesuaian anatara unsure – unsure kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai keserasian . fungsinya dalam mencapai tujuan adalah keteraturan hidup dalam masyarakat. Untuk dapat disebut sebagai suatu system social maka masyarakat harus mempunyai cirri –ciri sebagai berikut:
a. Kepercayaan, yang diartikan sebagai segala sesuatu yang ada hubungan dengan alam semesta dan erat kaitanya dengan pengertian kebenaran dimana segala sesuatu yang ada didunia ini, pasti ada yang menciptakanya sehingga manusia sebagai makhluk social harus mempercayainya.
b. Tujuan, tujuan merupakan cita – cita yang harus dicapai melalui perubahan atau dengan cara mempertahankan sesuatu yang telah ada.
c. Kedudukan dan peranan, setiap orang atau anggota masyarakat memiliki kedudukan didalam system social masyarakat serta memiliki peranan yang berbeda – beda didalam system masyarakat tersebut.
d. Pengawasan social, didalam system social masyarakat , pasti ada pengawasan yang dilakukan untuk menngawasi jalanya pelaksanaan kekuasaan yang berlaku dimasyarakat . pengawasan dapat dilakukan dengan cara – cara yang dipaksakan utnuk memperoleh atau mempertahankan kekuasaan yang dimiliki.
e. Jenjang dalam menentukan posisi atau kedudukan, manusia didalam kehidupan sosialnya disusun didalam hirarki social yang biasa dikenal sebagai kedudukan social, kedudukan social seseorang dalam masyarakat adalah utnuk menentukan alokasi hak – hak dan kewajibanya sebagai bagian daripada system social tersebut.
f. Sanksi, sanksi merupakan suatu hukuman atas pelanggaran atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma – norma social yang berlaku didalam masyarakat tersebut
g. Fasilitas, disini dimaksudkan adalah sarana, lambang – lambang atau symbol yang berlaku bagi suatu lembaga kemasyarakatan utnuk memperlancar pencapaian tujuan yang didinginkan.
h. Kelestarian dan kelangsungan hidup, didalam system social, setiap induvidu maupun kelompok dalam masyarakat akan tergabung didalam lembaga – lembaga social bagi mempersatukan kelangsungan hidup dan kelestarianya.
i. Kesesuaian antara kualitas hidup dan kualitas lingkungan, didalam kehidupan nyata baik secara sadar maupun tidak sadar, setiap anggota masyarakat selalu berusaha mencapai tingkat kualitas hidup tertentu yang disertai dengan kualitas lingkunganya agar memperoleh kehidupan yang baik sebagaimana yang diharapkan.

B. Pendekatan Teoritis system social budaya.
ada dua macam pendekatan yang biasa digunakan oleh pakar ilmu social dalam memahami system social budaya diantaranya yaitu:
1. Pendekatan structural – fungsional.
2. Pendekatan Konflik

Pendekatan structural dan fungsional
Pendekatan ini yang paling banyak digunakan oleh pakar ilmu social dalam melihat fenomena system social budaya. Pendekatan ini mengagnggap masyarakat pada dasarnya terintegrasi atas dasar kata sepakat dari pada para anggotanya tentang nilai – nilai kemasyarakatan tertetu. Memiliki kesepakatan umum (general agreement) yang memiliki daya mengatasi perbedaan – perbedaan pendapat dan kepentingan yang kuat diantara para anggota masyarakat , selain itu pendekatan ini memandang masyarakat sebagai suatu system yang secara pungsional terintregasi kedalam suatu bentuk equilibrium, dimana semua kepentingan yang berbeda – beda didalm masyarakat akan terintregasi secara bersama – sama sehingga berbagai kepentingan akan mendapat porsi yang sama sehingga kesepakatan dapat dicapai. Pendekatan ini dikenal juga sebagai Intregation approach, atau order a approach selain aquilibrium approach.
_Pendekatan structural – fungsional mulai berkembang dan tumbuh dari cara melihat masyarakat dimana masyarakat dianalogikan dengan organisme biologis (organisme approach) . Plato membandigkan 3 kelas social masyarakat pada masa itu sendiri dari penguasa, militer dan kaum pekerja tangan. Menurut beliau , masing – masing kelompok memiliki daya fikir , perasaan atau semangat dan nafsu. Hal ini membedakan antara satu kelompok dengan kelompok lainya sehingga teori ini terus berkembang subur sampai munculnya filsafat positive dari august comte, bapak ilmu sosiologi, dimana filsafat positif yang dikembangkannya terdiri dari tiga unsure yang sangat penting yaitu:
1. Theological (samara) 2. Metafisik 3. Positive.
Konsep hubungan structural dan pungsi sudah muncul sejak zaman Herbert spencer dan emile Durkheim, konsep ini mencapai bentuk yang lebih jelas dalam pemikiran Bronislaw Mainowski (Inggeris) dan Redclife-Brown. Konsep ini terus berkembang berkat pemikiran dari talcott-parson (amerika) yang dikaji melalui sejumlah anggapan dasar sebagai berikut:
• Masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu system dimana bagian – bagian yang ada saling berhubungan satu dengan yang lainya yang merupakan satu kesatuan.
• Hubungan yang terjadi adalah saling pengaruh – mempengaruhi dan diantara bagian – bagian tersebut haruslah bersifat ganda dan timbale balik.
• Sekalipun integrasi social tidak pernah dapat dicapai secara sempurna, namun secara fundamental system social akan selalu cenderung bergerak kearah equilibrium yang bersifat dinamis untuk menanggapi perubahan yang datang dari luar dengan kecendrungan memelihara dengan maksud agar perubahan yang dating dari luar dan perubahan – perubahan yang datang dari dalam system akan mencapai derjat yang minimal.
• Sekalipun disfungsi, ketegangan dan penyimpangan – penyimpangan akan selalu ada, akan tetapi dalam jangka panjang keadaan ini akan dapat diatasi dengan sendirinya yaitu melalui proses penyesuaian dan institusional (system social akan senantiasa berproses kearah tersebut.)
• Perubahan dalam system social umumnya terjadi secara gradual, yaitu melalui penyesuaian dan tidak secara revolusioner, manakala unsure social budaya yang menjadi bangunan dasarnya tidak seberapa mengalami perubahan.
• Pada dasrnya perubahan social terjadi melalui tiga kemungkinan yaitu pertumbuhan melalui proses differensiasi structural dan fungsional, penemuan baru oleh anggota masyarakat serta penyesuaian yang dilakukan oleh system social terhadap perubahan yang dating dari luar (extra suystemic change).
• Factor yang paling penting serta memiliki daya intregrasi yang kuat dari sutau system social adalah consensus diantara para anggota masyarakat yaitu, mengenai nilai – nilai kemasyarakatan dan dapat diterima oleh semua pihak.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa system social pada dasarnya tidak lain adalah suatu system daripada tindakan. Ia terbentuk dari interaksi social yang terjadi diantara berbagai indu – induvidu yang tumbuh dan berkembang diatas standar penilaian umum yang disepakati bersama oleh para anggota masyarakat. Yang paling penting diantara berbagai standar yang diberikan terhadap penilaian umum tersebut adalah mengenai apa yang kita kenal sebagai norma – norma social. Norma – norma social itulah yang sesungguhnya yang membentuk struktur social.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas komentar yang anda berikan. mari wujudkan " sampaikan walau satu ayat " tentang Ilmu